Bandung, Zonabandun.com,- Tingginya intensitas hujan khususnya di wilayah Bandung dan sekitarnya mengakibatkan timbulnya banjir dibeberapa titik di Kota Bandung.
Maka dari itu, Camat selaku pemimpin wilayah dituntut peran aktifnya dalam mengatasi berbagai permasalahan kota diantaranya banjir.
Ketua Paguyuban Camat Kota Bandung Drs. Suardi,MM mengatakan, saya kira perlu diluruskan dulu terkait Paguyuban Camat, paguyuban camat bukan jabatan struktural dalam artian membawahi camat- camat yang ada di kota Bandung, paguyuban camat merupakan wadah berhimpunnya camat-camat di kota Bandung, wahana silaturahmi baik formal maupun non formal, sarana diskusi terkait isu dan permasalahan di kota bandung, paguyuban camat dibentuk dalam rangka menunjang pelaksanaan pekerjaan.
Baca Juga: Upaya Cegah Penumpukkan Sampah dan Banjir, Pemkot Bandung Kembali Gelar Program Padat Karya
Terkait kendala dalam mengatasi banjir, khususnya di tingkat kewilayahan Suardi menjelaskan bahwa Kecamatan sebagai sub system pemerintahan kota Bandung tentunya turut serta berperan dalam mengatasi permasalahan banjir di kota bandung, peran mana juga di sesuaikan dengan kewenangan yang dimiliki.
" Permasalahan banjir saya pikir juga merupakan permasalahan yang tidak berdiri sendiri, banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor alam itu sendiri, artinya tingginya curah hujan/intensitas hujan, faktor perilaku, masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan, faktor infrastruktur, daya dukung saluran yang tidak mampu menampung air hujan". Ucapnya Senin (08/05/3023).
Suardi yang juga menjabat Camat Cibeunying Kaler ini menjelaskan bahwa paguyuban camat tidak membuat program tentang mengatasi permasalahan banjir, tetapi masing-masing kecamatan berkewajiban turut menyelesaikan permasalahan banjir sesuai wilayah kerjanya. program-program yang sudah lama berjalan diantaranya Gerakan menabung air, berupa membuat sumur resapan, lubang biopori, pemeliharaan saluran dan gorong-gorong melalui pasgober (pasukan gober-red), pengerukan sedimentasi, menjaga/memastikan tali-tali air berfungsi dan lain sebagainya termasuk juga sosialisasi terkait pengelolaan sampah yang juga punya andil dalam permasalahan banjir.
Beberapa faktor yang paling mendasar penyebab terjadinya banjir lanjut Suardi diantaranya, Daya tampung saluran/drainase yang tidak mampu menampung aliran air hujan, atau drainase yang tidak berfungsi dengan baik, kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Untuk solusi salahsatunya Suardi meminjam ucapan yang sering disampaikan oleh pimpinan ponpes Daarut Tauhid, Aa gym yakni mulai dari diri sendiri mulai dari yang kecil, mulai dari saat ini lakukan apa yang semestinya dilalukan terkait penanganan banjir.
Ketua Paguyuban Camat memberikan beberapa sumbang saran terkait permasalahan banjir ini diantaranya;
-Mengoptimalkan kembali gerakan hemat dan menabung air dengan memperbanyak sumur resapan, lubang biopori, drumpori.
- Membuat kolam retensi skala besar, yang tidak hanya sebagai pengendali banjir, tetapi juga sebagai cadangan air baku PDAM.
- Penerapan terkait regulasi/kewajiban membuat satu sumur resapan bagi luasan per setiap 100 m2 atap bangunan.
- sosialisasi terkait tata kelola sampah.*Infotorial