Bandung, Zonabandung.com,- Shelter (Halte) bus yang terbengkalai di Kota Bandung banyak disorot berbagai kalangan, termasuk Ketua Pemuda Demokrat Indonesia (PDI) Jawa Barat, Hery MOS. Ia menilai keberadaan shelter bus tidak dikaji secara komprehensif dan terkesan memaksakan.
Hery MOS mengatakan, banyaknya shelter atau halte bus yang terbengkalai tak lepas dari kajian yang tidak lengkap (komprehensif). Dan ada kesan Pemkot Bandung memaksakan diri untuk mendapatkan bus dari Kementrian perhubungan (Kemenhub).
Karena tidak komprehensifnya kajian yang dilakukan, maka kemudian pembangunan infrastruktur dibuat tergesa-gesa, asal-asalan, yang pada gilirannya terlantar dan terbengkalai seperti sekarang ini.
Baca Juga: Pangdam I Bukit Barisan Tutup Program TMMD Ke 115
‘Moda transportasi masal bertujuan untuk mengurai kemacetan lalulintas jalan raya. Maka pada saat Kementrian Perhubungan (Kemenhub) akan memberikan hibah bus ini dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan’. Kata Hery.

“Akan tetapi untuk mendapatkan bus atau moda transportasi massal Kemenhub itu, ada persyaratan teknis yang harus di penuhi oleh kota/kabupaten sebagai penerima hibah. Dan tentunya, penerima hibah harus melakukan kajian komprehensif sebelum turunnya bantuan bus hibah tersebut”, lanjutnya.
Yang terjadi di Kota Bandung, jelas Hery, sepertinya tidak dilakukan kajian komprehensif. Dan ada kesan memaksakan diri untuk mendapatkan hibah bus Kemenhub. Akibatnya tujuan moda transportasi sebagai pengurai kemacetan tidak terwujud. Bahkan infrastruktur yang sudah dibangun terbengkalai atau sia-sia.
Kajian yang dimaksud Hery adalah lebar jalan, jarak antar lampu merah yang pendek-pendek (berdekatan), rute tujuan antar bus, jumlah pengguna moda transportasi, rasio penambahan jumlah kendaraan dengan penambahan panjang jalan, keamanan dan kenyamanan penumpang, termasuk fasilitas pendukung berupa shelter sebagai tempat naik-turunnya penumpang.