dr Trisiana Irawati: Jujur Saat Skrining dan Perhatikan Kondisi Tubuh Sebelum Divaksin

- Minggu, 3 Oktober 2021 | 02:53 WIB
Petugas saat melakukan skrining sebelum vaksinasi
Petugas saat melakukan skrining sebelum vaksinasi

Bandung, Zonabandung.com,-  Akselerasi vaksinasi Covid-19 untuk usia 12-17 tahun atau remaja saat ini tengah digencarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, dengan menggunakan vaksin Sinovak yang dikenal memiliki Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) rendah.

Meski begitu, remaja usia 12-17 tahun yang akan divaksin juga wajib memperhatikan kondisi tubuhnya.

Masyarakat termasuk usia remaja yang akan divaksin harus dalam keadaan sehat. Hal itu juga bisa diketahui saat saat proses skrining. Demikian diucapkan Kepala UPT Puskesmas Pagarsih, dr Trisiana Irawati saat kegiatan vaksinasi usia 12-17 tahun di SDN 023 Pajagalan, Kota Bandung, Sabtu 2 Oktober 2021.

‘Sehat secara jasmani dan rohani. Kalau sehat secara badan tentunya harus mempersiapkan tidur yang cukup (7-8 jam), tidak capek atau tidak lelah minimal satu hari sebelumnya,’ kata dr Trisiana.

Baca Juga: Banyaknya Dukungan Vaksinansi, Oded Optimis Akhir Tahun Capai Target

Kemudian, saat bangun tidur di pagi harinya, dilanjutkan dengan membersihkan badan dan sarapan pagi. Pikiran juga harus tetap tenang terutama tidak terpengaruh hoaks yang beredar tentang vaksin.

‘Berdoa (agar tenang), saat menunggu giliran vaksin pun tidak usah banyak memikirkan hal yang tidak benar. Berita hoaks yang belum jelas sehingga membuat khawatir,’ katanya.

Saat berada di lokasi vaksinasi, Ia mengimbau agar dapat mengikuti alur yang sudah disediakan serta sesi yang akan diikuti. Karena hal itu untuk mencegah kerumunan atau penumpukkan antrean peserta vaksinasi.

Terpenting, saat proses skrining, orang yang akan vaksin harus jujur terkait kondisinya. Seperti memiliki riwayat alergi, kelainan, penyakit darah, jantung, atau pun asma.

‘Harus jujur bilang sama dokternya dari awal. Ketika dia sedang sakit misalkan batul, pilek, atau diare itu pun harus jujur. Sebaiknya komunikasi agar tidak menular, karena batuk pilek saat pandemi merupakan suspect Covid-19,’ ucapnya.

dr Trisiana juga menegaskan jika ada remaja usia 12-17 tahun setelah vaksin langsung lemas bahkan pingsan. Kasus tersebut bukan karena vaksin Sinovac yang disuntikan, tetapi bisa saja saat diberi vaksin anak tersebut memang sering pingsan.

‘Ada beberapa kasus yang pingsan (setelah vaksin), karena dia memang sering pingsan. Dulu ketika divaksin rubella dan lain sebagainya itu memang suka pingsan, dan anaknya juga kebanyakan tidak bilang sebelumnya,’ ungkapnya.

‘Jadi yang penting jujur sama dokternya. Jangan takut, itu untuk kebaikan bersama. Kalau KIPI Sinovac ini paling banyak itu nyeri lokal, jarumnya kecil, tiap orang beda-beda tingkat nyerinya,’ lanjutnya.

Namun, dr Trisiana juga menyampaikan terkadang ada inkoinsiden, pada saat seseorang divaksin akan sakit pada hari tersebut atau sedang masa inkubasi. Setelah divaksin besoknya batuk, pilek, atau diare.

Halaman:

Editor: Ramdan ZB

Tags

Terkini

PPKM Diperpanjang, Kota Cimahi Berstatus Level 2

Selasa, 17 Mei 2022 | 19:08 WIB
X