Jakarta, Zonabandung.com,- Ditjenpas Kemenkumham mengadakan Pelatihan Penguatan Perspektif Korban Terorisme bagi Petugas Lapas, bertempat di Lapas I Cipinang Kumham DKI, Kamis, 23 Juni 2022.
Kegiatan itu diadakan kerjasama Ditjenpas dengan Aliansi Indonesia Damai (AIDA) untuk memperkuat perspektif korban terorisme di kalangan petugas Lapas (selain Wali Napiter) dalam menangani WBP terorisme serta memperkaya pemahaman terkait terorisme dan dampaknya di kalangan petugas Lapas dengan materi-materi yang dibutuhkan dalam menangani WBP terorisme, kata Kalapas I Cipinang Jakarta, Tonny Nainggolan kepada zonabandung.com via telepon, Jumat, 24 Juni 2022.
Baca Juga: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Kunjungi Pasar Kosambi Bandung

Pelatihan tersebut diikuti 35 orang orang, terdiri dari 25 orang petugas Lapas Kelas I Cipinang, 3 orang petugas Lapas Kelas IIA Salemba, 2 orang petugas Lapas Perempuan Kelas IIA Jakarta dan 5 orang petugas Ditjen PAS, ucap Tonny.
Direktur Pembinaan Narapidana & Latihan Kerja Produksi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan ( Ditjenpas ), Thurman Hutapea membuka kegiatan Pelatihan tersebut.
Thurman mengatakan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 35 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Revitalisasi Pemasyarakatan, Ditjenpas diamanahkan dan dituntut untuk menyelenggarakan program pembinaan yang lebih baik.
Hal itu dilakukan salahsatunya melalui pembinaan khusus bagi narapidana berisiko tinggi, termasuk napiter.
Kata Thurman, Petugas Pemasyarakatan harus memiliki keterampilan khusus agar program pembinaan, deradikalisasi, dan persiapan menuju reintegrasi bisa berjalan dengan baik dan efektif dalam lingkungan yang aman dan tertib.
Selain itu, hubungan yang efektif antara petugas dengan napiter akan berkontribusi secara signifikan terhadap keselamatan dan keamanan petugas, napiter, dan masyarakat, serta mendukung keberhasilan program pembinaan.
Hal senada disampaikan Kalapas I Cipinang, Tonny Nainggolan, bahwa peran petugas Lapas sangat penting untuk membina atau membimbing WBP terorisme, sehingga kapasitas mereka harus terus ditingkatkan.
Dalam kesempatan itu hadir pula beberapa penyintas jaringan teroris.
' Mereka saling berbagi cerita tentang bahaya dari radikalisme', tutur Tonny.