"Selama ini terdapat kendala di sektor pertanian seperti harga hasil panen yang tidak menentu hingga risiko kemananan. Lewat Desa Digital 2.0, masyarakat dapat dengan mudah mengakses layanan perbankan, modal usaha, hingga pendampingan usaha yang merambah hingga kerjasama offtaker dengan para pembeli. Sehingga, para petani diberikan kepastian pasar serta harga jual dan hasil usaha yang setimpal," kata Widi.
Selain itu adanya bank sampah di Desa Digital 2.0 menjadikan potensi penambahan penghasilan tambahan bagi masyarakat, indeks kesejahteraan meningkat, dan merupakan benefit bagi masyarakat serta lingkungan yang nantinya dapat menjadikan pendapatan untuk pembayaran Kredit Mesra," ungkap Widi.
"Seperti arahan dari Pak Gubernur, masyarakat yang tinggal di desa namun rezeki kota dan bisnis mendunia," kata Widi.